ADOPSI PENUH DAN HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Intan Immanuela
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Widya
Mandala Madiun
Jurnal Ilmiah Widya Warta, Vol. 33, No. 1
ABSTRACT
The globalization of business operation and security
market demands the global international standards. The world organizations have
arranged International Accounting Standards (IAS), now known as International
Financial Reporting (IFRS), for globalization of business operation and
security market. The different characteristics of each country create some
refusal toward IFRS, but many world organizations are insisted to adopt IFRS.
Harmonization, or even convergence, acts as the bridge between IFRS and the
accounting standards of the countries.
Keywords:
adoption, harmonization of AIS/IFRS
Latar
Belakang
Banyaknya perusahaan yang melakukan operasi bisnis di
luar batas negaranya, menunjukkan arah perkembangan operasi bisnis yang
bersifat global. Globalisasi nampak dengan adanya berbagai kerjasama antara
lain North American Free Trade Agreement (NAFTA), ASEAN Federation of
Accountants (AFA), Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC), dll. Demikian pula
dengan pelaporan keuangan dan standar akuntansi suatu negara (Arja Sadjiarto,
1999). Standar akuntansi yang dapat diperbandingkan sangat diperlukan oleh
perusahaan-perusahaan multinasional yang berguna untuk pengguna laporan
keuangan yang ingin mengevaluasi laporan keuangan perusahaan yang berskala
global. Operasi bisnis dan pasar modal yang sangat berkembang mengarah ke
internasional, tidak didukung dengan standar pelaporannya yang masih berstandar
lokal. Oleh karena itu, beberapa kelompok profesi berusaha membuat standar
akuntansi internasional. Standar Akuntansi Internasional (International
Accounting Standards/IAS ) disusun oleh empat organisasi utama dunia.
Organisasi tersebut yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi
Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan
Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Standar Akuntansi Internasional oleh
beberapa organisasi tersebut diharapkan dapat mengatur praktik-praktik
akuntansi secara internasional. Meskipun banyak kritik terhadap standar
akuntansi internasional, banyak pula dukungan terhadap standar akuntansi
internasional. Hal ini karena beberapa organisasi peminjam internasional
mendorong digunakannya standar akuntansi yang diterima secara internasional dan
badan-badan pengawas pasar modal internasional semakin menuntut penggunan
standar akuntansi internasional. Adanya transaksi antar negara dan
prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antar negara mengakibatkan munculnya
kebutuhan akan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. IASC
(International Accounting Stadard Committe) adalah lembaga yang bertujuan
merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan
keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia.
Adopsi dan Harmonisasi IFRS sudah diterapkan di Beberapa Negara. Adopsi penuh
standar akuntansi internasional adalah mengadopsi standar akuntansi
internasional secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di
suatu negara. Sedangkan Harmonisasi standar akuntansi internasional berarti
proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi melalui penyusunan batasan
berbagai macam perbedaan.
Analisis
IFRS (Internasional Financial Accounting Standard)
adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari
solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
Adopsi IFRS telah dilakukan di beberapa negara, di antaranya di Uni Eropa yang
mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan
keuangan konsolidasi sesuai IFRS. Australia adalah salah satu negara yang
berpengaruh dalam pengembangan akuntansi internasional sejak konsep dari komite
akuntansi internasional dikembangkan di Sidney tahun 1972. Sedangkan di
negara-negara ASEAN adopsi IFRS sudah mulai dilakukan oleh beberapa negara
diantaranya Singapura, Vietnam, Malaysia, dll. Untuk negara-negara besar diAsia
seperti Jepang, negara tersebut telah memiliki Standar Akuntansi yang berbeda
dengan Standar Akuntansi Internasional dan untuk melakukan konvergensi Jepang
bekerjasama dengan IASB, Pada 1 Januari 2005 diadakan proyek kerja sama antara
IASB dan ASBJ 10 (the Accounting Standards Board of Japan) untuk mengurangi
perbedaan antara Standar Akuntansi Jepang dan IFRS. Di Hongkong konvergensi
dengan Standar Akuntansi Internasional dimulai pada 1 Januari 2005 yang berarti
mulai tanggal tersebut perusahaan di Hongkong harus menerapkan standar
internasional dalam penyusunan laporan keuangannya (Media Akuntansi, 2005c). D
Indonesia sendiri, Tanggapan Indonesia terhadap IFRS di bidang standar profesi,
IAI mendukung harmonisasi standar akuntansi melalui adopsi dan adaptasi AIS.
Pelaksanaan adopsi ke IFRS bagi tiap negara di dunia bukanlah sesuatu yang
mudah. Oleh karena itu, pelaksanaan adopsi dapat melalui beberapa tingkatan.
Pada 8 Januari 2004 badan penyusun standar akuntansi di Indonesia yaitu Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) memutuskan membentuk dua tim untuk
mengantisipasi penerapan secara penuh IFRS, Penyusunan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia mengacu pada IFRS yang disesuaikan dengan kondisi di
Indonesia, sedangkan pada format akan berubah tetapi tidak sampai mengubah
substansi standar akuntansi keuangan. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi
terhadap IFRS diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama, yaitu
komparabilitas (dapat diperbandingkan) dan relevansi.
Kesimpulan
Operasi bisnis dan pasar modal yang bersifat global
menuntut adanya standar yang bersifat global pula, oleh karena itu beberapa
organisasi membentuk suatu standar keuangan internasiaonal atau IFRS. IFRS
telah mulai di adopsi di berbagai negara di Eropa, Asia, maupun di
negara-negara ASEAN seperti singapura, malaysia, vietnam. Di Indonesia sendiri,
Tanggapan Indonesia terhadap IFRS di bidang standar profesi, IAI mendukung
harmonisasi standar akuntansi melalui adopsi dan adaptasi AIS. Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena kebutuhan akan info
keuangan yang bisa diakui secara global untuk dapat bersaing dan menarik
investor secara global. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS
maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu
komparabilitas dan relevansi. Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk
memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara dan untuk pengambilan
keputusan.
Sumber :
Jurnal Ilmiah Widya Warta, Vol. 33, No. 1
Fadillah KR Sukayat
24209983 / 4EB09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar